Kamis, 13 Januari 2011
RIM: “Kami Selalu Membayar Pajak” (Siapa yang Berbohong? Tifatul, Agus, atau RIM?)
Pernyataan Menkominfo Tifatul Sembiring pada 11 Januari lalu bahwa Research in Motion (RIM), pemilik (layanan) BlackBerry menangguk keuntungan bersih Rp. 2,268 triliun/tahun, tanpa pernah membayar pajak sepeserpun, tanpa membangun infrastruktur apapun di Indonesia, segera direspon oleh Menteri Keuangan Agus DW Martowadojo pada 12 Januari.
Dengan tegas dan meyakinkan dia bilang, pihaknya akan mengejar semua pajak yang belum dibayar oleh RIM. Kantor Pajak akan menagih RIM seluruh hutang pajaknya, baik pokok hutang, maupun bunga, dan dendanya.
Jadi, rupanya sudah pasti benar, dong, tuduhan Tifatul Sembiring bahwa RIM selama ini tidak pernah bayar pajak sepeser pun? Karena yang ngomong ‘kan Menteri Keuangan?
Ternyata tidak juga, Agus menjelaskan, “Saya belum menerima laporannya. Tetapi, seandainya ada komponen royalti atau pajak yang belum dibayar, akan kami tagihkan beserta penaltinya. Tetapi saya belum terima laporan karena belum sampai di meja saya. …” (Kompas.com, Rabu, 12/01/2011).
Lhoo, apa-apaan, ini? Seorang Menteri kok, ngomong seperti ini? Kok pakai berandai—andai untuk sebuah problem yang nyata besar dan serius begini? Kok berani memberi pernyataan untuk sesuatu yang dia belum punya data sama sekali?
Kalau benar anda belum menerima laporannya, laporannya belum sampai ke meja anda, ya, tunggu dulu sampai anda terima laporannya, sampai laporannya sampai di meja anda, dan anda sudah mempelajarinya, barulah bikin pernyataannya!
Sebagai orang nomor 1 di bidang keuangan, kan anda punya otoritas penuh untuk memerintahkan bawahan anda untuk segera menyampaikan laporan tersebut kepada anda dalam tempo yang sesingkat-singkatnya? Setelah semua data sudah pasti ada, sudah anda pelajar, barulah anda bikin pernyataan, dong!
Seorang menteri kok kasih pernyataan serius berdasarkan perandaian? Bikin publik tambah bingung.
Jadi, benarkah selama ini RIM tidak pernah sepeser pun membayar pajak, tidak pernah membangun infrastruktur apapun? Pokoknya tidak pernah berbuat apapun yang menguntungkan Indonesia?
Gregory Wade, Managing Directorat East South RIM di sela-sela acara BlackBerry Developer Conference (Devcon) Asia 2011 di Nusa Dua Bali membantahnya.
Dia bilang, “Kami telah membayar semua pajak kami, dan akan terus mematuhi peraturan yang berlaku di negara manapun layanan kami tersedia” (Kompas.com, 13/01/2011).
Dalam pernyataan resminya, RIM menyatakan telah membayar semua jenis pajak yang dikenakan oleh pemerintah Indonesia sebagaimana perusahaan importir barang lainnya.
RIM juga merasa telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk mendorong ekonomi di Indonesia dan menyumbang keuntungan yang besar bagi enam operator mitra bisnisnya.
Sebagai komitmennya, RIM telah mendirikan PT. RIM Indonesia yang sudah diakui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan sudah membuka kantor di Jakarta sejak November 2010 lalu. RIM juga berkomitmen terus berinvestasi, misalnya melalui BlackBerry Academic program dengan menggandeng universitas-universitas serta BlackBerry Partner Fund untuk mendorong developer lokal mengembangkan bisnisnya.
Nah, sekarang giliran Menkominfo Tifatul Sembiring, dan Menteri Keuangan Agus DW Martowadojo yang ikut-ikutan memberi pernyataannya dengan berandai-andai itu, memberi klarifikasi: Siapa sebenarnya yang benar?
Yang salah harus mengakui telah berbuat khilaf, membohongi publik, dan minta maaf. Bilamana ada sanksi harus siap menerimanya.
Supaya kita ini tidak tambah resah dan bingung.***
http://tekno.kompas.com/read/2011/01/13/16043958/RIM.Kami.Sudah.Bayar.Pajak-12
Penduduk Fluktuatif dan Perkembangan Ekonomi
Menurut hasil sensus penduduk tahun 2000 penduduk Indonesia berjumlah 205,132,458 jiwa. Jumlah tersebut meningkat sekitar 1,98% per tahunnya, dengan Berdasarkan Sensus Penduduk (1971, 1980, 1990, 2000) dan Supas 2005. Kondisi semacam ini timbul berbagai masalah kependudukan antara lain: Ketidak merataan penyebaran penduduk di setiap Propinsi. Kepadatan di 27 Propinsi masih belum merata. Berdasarkan Sensus Penduduk (1971, 1980, 1990, 2000) dan Supas 2005 sekitar 58.8% penduduk tinggal di Pulau Jawa, padahal luas Pulau Jawa hanya sekitar 7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia. Dilain pihak, Kalimantan yang memiliki 28% dari luas total, hanya dihuni oleh 5,5% penduduk Indonesia. Dengan demikian kepadatan penduduk secara regional juga sangat timpang. Ketidakseimbangan kepadatan penduduk ini mengakibatkan ketidakmerataan pembangunan baik fisik maupun non fisik yang selanjutnya mengakibatkan keinginan untuk pindah semakin tinggi. Arus perpindahan penduduk biasanya bergerak dari daerah yang agak terkebelakang pembangunannya ke daerah yang
lebih maju, sehingga daerah yang sudah padat menjadi semakin padat.
Semakin tinggi tingkat perekonomian suatu daerah, maka semakin tinggi pula laju migrasi masuk. Hal ini dapat terjadi karena dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, akan berpengaruh terhadap berbagai macam hal terkait dengan pembangunan di kota tersebut, dimana pada akhirnya akan memberikan pull factor atau faktor pendorong, yang mengakibatkan masyarakat tertarik untuk bermigrasi ke kota tersebut. Contohnya saja dengan tingkat perekonomian yang semakin membaik, maka akan dapat dilakukan pambangunan sarana dan prasarana daerah tersebut dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Kelengkapan sarana dan prasarana ini dapat menjadi sebuah pull factor, sehingga akan berakibat pada meningkatnya angka migrasi masuk. Pull factor lain dari meningkatnya perekonomian disuatu daerah adalah meningkatnya pula upah minimum dan peluang kerja di daerah tersebut, sehingga akan mendorong peningkatan angka migrasi masuk di daerah tersebut.
Semakin tinggi tingkat perekonomian kota, maka semakin tinggi pula pull factor di kota tersebut, sehingga angka migrasi masuk ikut meningkat. untuk mencegah ketidaksiapan kota, maka seharusnya perlu dilakukan kajian terkait pertumbuhan ekonomi dan pull factor, sehingga bisa diperkirakan berapa jumlah penduduk yang akan bermigrasi masuk ke kota tersebut.
Sebaliknya, menurunnya pertumbuhan ekonomi disuatu daerah juga akan ikut mengurangi angka migrasi masuk daerah tersebut, namun dapat memicu tingginya angka migrasi keluar daerah tersebut.
Masyarakat Pendidikan dan Pendidikan Masyarakat
Lebih jauh lagi, saya bertanya dan merenung apa arti masyarakat pendidikan saat ini di Indonesia apabila masih timbulnya polemik-polemik yang pada dasarnya bisa diselesaikan dengan kepala dingin melalui mekanisme yang struktural sesuai dengan permasalahannya. Pejabat-pejabat yang terkadang menyatakan hal yang diluar konteks dan berperilaku tidak sesuai dengan latar belakangnya; pendidikan, budaya, dan etika. Saya tidak akan mengomentari moral, saya berusaha untuk menekankan arti masyarakat pendidikan sebagai masyarakat terdidik, masyarakat yang pro-aktif untuk membangun pendidikan di Indonesia semakin baik. Perlu diingat, pendidikan bersifat berkelanjutan seperti pada saat sidang akademik dalam wisuda diingatkan kembali untuk bisa mengabdikan ilmu kepada masyarakat.
Nilai penting yang hendak dikaji ulang dalam tulisan ini adalah kesadaran masyarakat Indonesia yang kurang akan nilai dan arti pendidikan tersebut. Sudah saatnya sekarang masyarakat pendidikan turut serta dalam membangun kembali kualitas pendidikan di Indonesia, banyak cara bisa dilakukan salah satunya dengan secara sukarela memberikan donasi non-materi atapun materi kepada pendidikan-pendidikan non-pemerintah yang memiliki konsep pendidikan berkualitas bagus. Apabila di lingkungan mempunyai tetangga atau kerabat yang tidak mempunyai kesempatan sekolah, berilah mereka kesempatan dengan mengajarkan keterampilan atau ilmu bermanfaat yang anda miliki sehingga mereka memiliki daya pandang ke depan yang memungkinkan mereka bisa berpikir maju untuk merubah nasib.
Melalui penjelasan dalam alinea di atas secara langsung tulisan ini akan mengarah kepada pendidikan masyarakat, dengan adanya campur tangan masyarakat pendidikan maka pendidikan masyarakat akan muncul dan gerakan inilah yang setidaknya akan menimbulkan energi positif untuk memunculkan calon-calon pemimpin baru. Saya mengerti akan kesulitan-kesulitan yang kelak akan muncul, tapi apa ada salahnya apabila seorang anak bangsa seperti saya berkeinginan untuk memperbaiki bangsanya sendiri. Melalui tulisan ini saya berharap akan membuka wawasan baru para pembaca bahwa melalui pendidikanlah kita bisa membentuk bangsa yang kuat, kalau kita bisa menyatukan kekuatan bersama untuk membawa pendidikan berkualitas baru buat anak-anak bangsa dari Sabang sampai Merauke alangkah indahnya Indonesia.
Sinergi antara masyrakat pendidikan dan pendidikan masyarakat hendaknya mulai dimunculkan karena pemerintah tidak bisa diandalkan kembali untuk mengatasi masalah ini, saatnya masyarakat yang bergotong-royong untuk berinisiatif mulai bergerak dari lingkungannya masing-masing.
Rabu, 12 Januari 2011
Tips foto kembang api (Fireworks)
Menjelang tahun baruan, ada yang menyarankan saya berbagi tentang tips foto kembang api. Nah saya pikir itu ide yang sangat baik dan tepat situasinya.
Pertama-tama, kita harus mengetahui konsepnya terlebih dahulu karena masih banyak terjadi kesalahpahaman. Inti dari memotret kembang api adalah mengunakan setting shutter speed yang cukup lama, supaya kita bisa menangkap gerakan dan pembentukan kembang api tersebut.
Tapi masih banyak orang yang mengunakan fungsi otomatis yang biasanya efeknya membekukan subjek foto sehingga hasil yang di dapat gelap dan tidak jelas. Lampu kilat juga tidak membantu karena keterbatasan tenaga dan jarak jangkau lampu kilat yang terbatas.
Lalu bagaimana untuk foto kembang api yang optimal? berikut beberapa tips:
- Jangan gunakan mode otomatis, gunakanlah mode manual
- Setting shutter speed ke sekitar 5-10 detik atau lebih lama lagi untuk menangkap beberapa kembang api yang sedang beraksi.
- Gunakan Bulb (B) mode untuk membuka shutter lebih lama dari 30 detik.
- Gunakan tripod atau letakkan kamera di penyangga, karena cukup mustahil tangan kita tidak bergetar saat pemotretan.
- Set ISO yang rendah, 100 atau 200.
- Hanya gunakan lampu kilat (flash) untuk menerangi subjek foto yang dekat, seperti orang.
- Gunakan fungsi self-timer atau remote untuk mencegah getaran kamera saat kita menekan tombol shutter.
- Perhatikan juga latar belakang, cari dan pindah ke posisi yang lebih baik bila memungkinkan.
- Set lensa ke infinity (tidak terhingga) bila yang di foto hanya kembang api / latar belakang dari kejauhan.
Semoga tips ini berguna bagi yang bersiap-siap untuk memotret kembang api di daerah masing-masing
Tips foto kembang api (Fireworks)
Menjelang tahun baruan, ada yang menyarankan saya berbagi tentang tips foto kembang api. Nah saya pikir itu ide yang sangat baik dan tepat situasinya.
Pertama-tama, kita harus mengetahui konsepnya terlebih dahulu karena masih banyak terjadi kesalahpahaman. Inti dari memotret kembang api adalah mengunakan setting shutter speed yang cukup lama, supaya kita bisa menangkap gerakan dan pembentukan kembang api tersebut.
Tapi masih banyak orang yang mengunakan fungsi otomatis yang biasanya efeknya membekukan subjek foto sehingga hasil yang di dapat gelap dan tidak jelas. Lampu kilat juga tidak membantu karena keterbatasan tenaga dan jarak jangkau lampu kilat yang terbatas.
Lalu bagaimana untuk foto kembang api yang optimal? berikut beberapa tips:
- Jangan gunakan mode otomatis, gunakanlah mode manual
- Setting shutter speed ke sekitar 5-10 detik atau lebih lama lagi untuk menangkap beberapa kembang api yang sedang beraksi.
- Gunakan Bulb (B) mode untuk membuka shutter lebih lama dari 30 detik.
- Gunakan tripod atau letakkan kamera di penyangga, karena cukup mustahil tangan kita tidak bergetar saat pemotretan.
- Set ISO yang rendah, 100 atau 200.
- Hanya gunakan lampu kilat (flash) untuk menerangi subjek foto yang dekat, seperti orang.
- Gunakan fungsi self-timer atau remote untuk mencegah getaran kamera saat kita menekan tombol shutter.
- Perhatikan juga latar belakang, cari dan pindah ke posisi yang lebih baik bila memungkinkan.
- Set lensa ke infinity (tidak terhingga) bila yang di foto hanya kembang api / latar belakang dari kejauhan.
Semoga tips ini berguna bagi yang bersiap-siap untuk memotret kembang api di daerah masing-masing
Bagaimana cara menjadi fotografer profesional
Bagi yang hobi fotografi, tentunya kadang berpikir bagaimana memanfaatkan hobi dan ketrampilan foto ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan, bahkan ada yang bercita-cita ingin menjadi fotografer profesional.
Apa saja sih yang dibutuhkan untuk menjadi fotografer profesional?
SEBAGAI FOTOGRAFER
Setiap usaha perlu modal, tak terkecuali menjadi fotografer profesional. Pertama-tama kita perlu alat foto. Alat foto bisa berarti kamera lensa, dan aksesoris lain yang mendukung. Karena jenis fotografi dan gaya tiap orang cukup beragam, maka alat foto juga beragam.
Secara umum, semakin mahal kamera atau lensa, semakin baik performa dan kualitasnya. Maka dari itu, tentukan anggaran yang cukup untuk pembelian peralatan yang sesuai untuk jenis fotografi yang ditekuni. Tapi jangan mengeluarkan semua uang Anda untuk membeli yang paling canggih dan paling mahal, karena masih akan ada biaya yang tidak sedikit untuk menjalani bisnis fotografi.
Salah satu alternatif bagi yang anggarannya sedikit adalah dengan cara menyewa kamera dan lensa berdasarkan pekerjaan yang didapat.
Modal tidak berarti uang saja, tapi yang penting juga penguasaan teori, praktek, kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. Peralatan yang bagus saja tidak menjamin bisa menghasilkan karya yang baik dan layak jual.
Memiliki peralatan yang sesuai dan menguasai pengunaan peralatan fotografi hanya 1/3 dari ketrampilan yang diperlukan untuk menjadi fotografer profesional yang sukses. Lalu, apa yang dibutuhkan lagi?
SEBAGAI MANAGER
Sebagai pemilik usaha fotografi, kita harus mempelajari dan menguasai aspek manajerial yang baik. Aspek manejerial antara lain seperti pembukuan/akuntansi, kontrol kualitas , organize jadwal dan juga masalah berkaitan dengan SDM bila memiliki pegawai.
Dengan memiliki sistem pembukuan yang baik, kita memiliki acuan apakah bisnis kita menghasilkan atau merugi, bagaimana posisi keuntungan dibanding dengan periode yang lampau. Dengan mendapatkan informasi ini, kita bisa merancang rencana kedepannya.
Selain itu, kualitas kontrol juga sangat penting tapi ini cukup sulit karena fotografi ini bersifat seni. Walaupun sulit, kita juga harus mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas foto kita.
SEBAGAI ENTREPRENEUR (WIRAUSAHA)
Ketrampilan lain yang dibutuhkan yaitu kemampuan wirausaha. Ketrampilan wirausaha ini mencakupi kemampuan memiliki visi, kemampuan melihat peluang-peluang baru, dan kreatifitas di dalam pemasaran.
Bila salah satu pilar diatas tidak ada atau kurang, maka sulit bagi seorang fotografer untuk sukses di bisnis yang penuh persaingan ini. Tapi jangan terlalu kuatir bila Anda hanya punya salah satu dari keahlian diatas, Anda bisa mencari partner usaha yang bisa mengisi kekurangan Anda.
Pilihan lain adalah untuk mempelajari aspek lain yang kita belum kuasai. Contohnya bila menguasai aspek fotografer dengan baik, tapi tidak mengenal aspek manajerial dan wirausaha, kita bisa belajar aspek tersebut dari teman atau kuliah formal/informal.
Atau, bila Anda tidak memiliki dan tidak mau belajar, Anda bisa bekerja untuk pengusaha di bidang fotografi daripada membuka usaha sendiri tapi akhirnya rugi dan gagal.
Maka dari itu penting bagi tiap orang untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan diri. Setelah mengetahui, kita bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk diri kita.
Mudah-mudahan posting ini bisa memberikan info bagi pada para fotografer amatir yang ingin menjelajah ke wilayah bisnis foto.
Apa sich fotografi itu?
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.